Misgi Candra Dasa - Kegiatan jurnalisme pertama kali terjadi di masa kekaisaran Romawi kuno
 yaitu kegiatan pengiriman dan pemasangan informasi yang berkaitan 
dengan berita lokal maupun isu negara ke tempat umum. Seiring 
perkembangan teknologi, berbagai metode telah digunakan untuk 
mempublikasikan informasi dan berita. 
Pada mulanya, jurnalisme itu hanya untuk kalangan terbatas,
 terutama para pejabat pemerintah. Barulah pada sekitar abad 17-18 
penerbitan surat kabar dan majalah untuk publik muncul pertama kalinya 
di wilayah Eropa Barat, Inggris dan Amerika Serikat. Akan tetapi surat 
kabar pada masa ini sering mendapat perlawanan dan sensor ketat dari 
penguasa setempat. Iklim jurnalisme yang lebih baik untuk penerbitan 
surat kabar generasi pertama ini baru muncul pada pertengahan abad 18, 
ketika beberapa negara, seperti Swedia dan AS, mengesahkan undang-undang
 kebebasan pers.
Revolusi Industri Jurnalisme
Memasuki masa revolusi industri, surat 
kabar mulai menunjukkan eksistensinya yang luar biasa, terlebih dengan 
munculnya mesin cetak tenaga uap yang mampu mencetak surat kabar dalam 
jumlah banyak. Selain itu budaya membaca di masyarakat juga semakin 
meluas.
Pada pertengahan 1800 an seiring dengan 
kemajuan bisnis berita, mulai berkembang organisasi kantor berita yang 
berfungsi sebagai pengumpul dan pencari berita untuk didistribusikan ke 
penerbit surat kabar maupun majalah. Keberadaan kantor berita sangat 
menguntungkan pemilik surat kabar karena dapat menghemat biaya, dan 
dalam waktu singkat kantor berita bisa meraih kepopuleran. Kantor berita
 lama yang masih beroperasi hingga saat ini antara lain: Reuters (Inggris), Associated Press (AS) dan Agence-France Presse (Prancis).
Selain itu, pada tahun 1800-an juga muncul istilah yellow journalisme
 (jurnalisme kuning) akibat dari “pertempuran headline” dua surat kabar 
besar di New York milik Joseph Pulitzer dengan William Randolph Hearst. 
Yellow journalisme adalah pemberitaan yang bombastis, sensasional, dan 
menggunakan judul utama yang dapat menarik perhatian publik. Tujuannya 
hanya satu: meningkatkan oplah penjualan. Jurnalisme kuning (Yellow 
journalisme) tidak bertahan lama, seiring dengan munculnya kesadaran 
jurnalisme sebagai profesi.
Jurnalisme Profesional
Koran generasi pertama di AS awalnya 
hanya partisan, agar mudah menyerang politisi dan penguasa, dengan 
memuat pemberitaan yang tidak objektif dan berimbang. Namun akhirnya 
wartawan sadar bahwa berita yang mereka tulis untuk publik harus 
memiliki pertanggungjawaban sosial.
Kesadaran akan jurnalisme profesional 
mendorong membentuk organisasi profesi kewartawanan. Organisasi profesi 
wartawan pertama kali didirikan di Inggris pada 1883, yang diikuti oleh 
wartawan di negara-negara lain pada masa berikutnya. Pendidikan dan 
kursus jurnalisme mulai banyak diselenggarakan di berbagai universitas, 
yang kemudian melahirkan konsep-konsep pemberitaan yang obyektif dan 
dapat dipertanggungjawabkan, sebagai standar kualitas bagi jurnalisme 
profesional.







 
 
 
 
 
 
 
 
 














4 komentar:
ohh ternyata jurnalisme awal mulanya begitu. . .
blognya keren . . info"nya benar" bermanfaat
thx all. . .
jgn lupa kunjungi blog saya kembali. . .
Posting Komentar
Anda boleh Kopi Paste. asal sertakan link back ke blog ini Makasih
ANDA WAJIB KOMENTAR :D !!
jika anda Tidak Punya Akun Apapun,, Anda Bisa Menggunakan ANONYMOUS