Sponsors

Pages

Kamis, 22 Maret 2012

Kuda, Makhluk Pertama yang Diukur Tensinya

 
Darah tinggi atau darah rendah menjadi persoalan serius bagi kesehatan tubuh manusia. Manusia yang tekanan darahnya terlalu tinggi dari ambang normal, bakal mengalami gangguan fisik. Sebaliknya, manusia yang tekanan darahnya terlalu rendah juga tidak akan bugar. Jika dibiarkan terus-menerus, gangguan tekanan darah ini bisa sampai berujung pada kematian.

Dalam khazanah kesehatan modern, tekanan darah ini kemudian dipahami punya keterkaitan yang sangat kuat dengan kerja jantung. Berdasar fungsinya, jantung merupakan organ tubuh manusia yang punya fungsi sangat penting bagi kesehatan tubuh manusia. Kasus kematian yang terjadi lantaran gangguan jantung manusia menempati posisi paling tinggi.

Wacana psikologi juga punya perhatian yang sangat besar terhadap isu tekanan darah. Perilaku emosi manusia, diyakini punya ikatan yang kuat dengan tekanan darah. Karena itu kemudian orang sering menyebutkan bahwa marah itu bikin darah tinggi. Bahkan sebagaian pihak menyebut kata marah dengan istilah naik darah.

Sebenarnya, sejak kapan tekanan darah mulai dikenal manusia? Situs world-medicinehistory.com menuliskan bahwa sebenarnya, tekanan darah manusia mulai dikenal sekitar 2600 sebelum masehi. Saat itu Kaisar Kuning Huang Ti Nie Ching dari Cina menyebutkan bahwa konsumsi garam memiliki hubungan dengan penguatan detak. Tulisan ini ditemukan jauh setelah kematian Nei Ching. Kemudian naskah yang tertulis 2.000 tahun sebelum masehi menyebutkan soal pentingnya penggunaan potasium untuk diet.

Belakangan memang kemudian diketahui bahwa garam adalah bumbu yang jika dikonsumsi terlalu banyak bisa menyebabkan naiknya tekanan darah. Karena itu orang yang terkena darah tinggi biasanya akan diminta untuk mengurangi atau bahkan menghindari sama sekali konsumsi garam. Sedangkan potasium dengan dosis tertentu dipercaya bisa mengatasi tekanan darah tinggi.

Selama ribuan tahun setelah tulisan Kaisar Kuning itu memang belum terdefinisikan secara pasti soal hubungan garam dengan denyut jantung, atau potasium dengan diet. Keterkaitan ini baru mulai terdefinisikan sejak tahun 1706 saat ahli anatomi asal Prancis, Raymond de Viessens menggambarkan struktur jantung.

Gambar struktur hati ini kemudian mengilhami Reverend Stephen Hales. Dari situ dia kemudian terpikir untuk mengukur tekanan darah. Makhluk yang pertama kali tekanan darahnya diukur, ternyata bukan manusia. Dia menjalankan pengukuran ini saat berlangsung pembedahan seekor kuda. Namun demikian, saat itu alat yang digunakan untuk mengukurnya belum sederhana.

Barulah di tahun 1896, seorang ahli fisika Scipione Riva-Rocci menemukan alat yang sederhana untuk mengukur tekanan darah manusia. Alat itu berupa karet yang diikat melingkar lengan, yang kemudian diisi angin. Pengisian angin ini bertujuan menghentikan aliran darah di urat yang dialiri darah. Alat ini masih mengandalkan hitungan manual.

Memasuki tahun 1902, alat ukur tekanan darah ini dibuat lebih modern. Seorang psikolog Belanda, Willem Einthoven, membuat electrocardiogram, yakni alat pengukur tekanan darah elektrik. Penghitungan tekanan darah yang dijalankan oleh alat ini sudah tidak lagi manual. Hal ini memungkinkan dihasilkannya angka tekanan darah yang lebih tepat. Dari sinilah kemudian tekanan darah bisa dipantau setiap saat. Kondisi tekanan darah ini kemudian bisa menjadi gejala yang menggambakan kondisi tubuh secara keseluruhan.

0 komentar:

Posting Komentar

Anda boleh Kopi Paste. asal sertakan link back ke blog ini Makasih

ANDA WAJIB KOMENTAR :D !!
jika anda Tidak Punya Akun Apapun,, Anda Bisa Menggunakan ANONYMOUS