Misgi Candra Dasa - Black
Dreath, sebuah tragedi wabah penyakit berasal dari Timur dan mencapai
pantai Italia pada musim semi tahun 1348 yang menyebabkan kematian dalam
sejarah Eropa,
dan belum pernah terjadi sepanjang sejarah. Pada saat epidemi melanda
selama tiga tahun, sekitar 25% hingga 50% (lebih dari 1.5 juta) penduduk
Eropa menjadi korban wabah penyakit.
Giovanni Boccaccio, seorang penulis asal Italia hidup melalui wabah karena melanda kota Florence pada tahun 1348. Pengalaman ini mengilhaminya untuk menulis ‘The Decameron‘,
kisah tujuh pria dan tiga wanita yang melarikan diri dari wabah
penyakit dengan melarikan diri ke sebuah villa di luar kota. Cerita
Giovanni sangat menggambarkan keadaan abad pertengahan di Eropa pada waktu itu.
Wabah Penyakit Menular
Wabah penyakit ini muncul dengan sendirinya melalui tiga varian penularan. Paling umum merupakan Varian Pes
berasal dari pembengkakan yang muncul di leher korban, ketiak ataupun
pangkal paha. Penyakit ini tumbuh dengan berbagai ukuran, dimulai dari
sebesar telur hingga sebesar apel. Meskipun beberapa orang selamat dari
cobaan yang menyakitkan, wabah penyakit
ini biasanya memberikan harapan hidup pada korban hingga seminggu.
Kuman, seranggga (termasuk kutu) yang terinfeksi melalui kontak langsung
pada penderita, melalui tikus dan kemudian wabah pes menyebar kepada
manusia.
Varian kedua merupakan wabah Pneumonia yang menyerang sistem pernapasan dan disebarkan hanya dengan menghirup udara yang dihembuskan melalui korban. Wabah penyakit
ini jauh lebih mematikan dibanding wabah Pes, harapan hidup hanya dapat
diukur dalam satu atau dua hari. Varian ketiga merupakan penularan wabah Septicemia, penyakit yang menyerang sistem darah.
Pemikiran, Usaha Bertahan Melewati Wabah Penyakit Menular
Masyarakat pada waktu itu tidak memiliki kekebalan tubuh yang kuat dan tidak ada pemahaman tentang penyebab penyakit Pes. Pria, wanita dan anak-anak terjebak dalam wabah penyakit yang menyebabkan kebingungan, panik, dan akhirnya kehancuran populasi.
Beberapa
orang berpikir bahwa hidup moderat dan menghindari hukum yang berlaku
akan menjaga mereka dari wabah penyakit. Mereka membentuk komunitas
kecil, hidup sama sekali terpisah dari orang lain. Mereka menutup diri
di rumah-rumah di mana tidak ada yang sakit, makan makanan yang terbaik
dan minum anggur terbaik, tidak ada berita tentang kematian dan
penyakit, sehingga menghabiskan waktu mereka dalam musik dan kesenangan.
Ada
juga yang berpikir sebaliknya, mereka mengira obat mujarab untuk wabah
penyakit adalah minuman keras dan bergembira, bernyanyi dan menghibur
diri sendiri, memuaskan nafsu makan setiap mereka bisa, tertawa dan
bercanda. Mereka menghabiskan hari-hari di bar atau pergi ke rumah orang
lain dan melakukan hal-hal yang disenangi (termasuk hubungan bebas).
Kehilangan Norma Dan Sosialisasi Masyarakat
Masing-masing
warga menghindari warga yang lain, hampir tidak ada tetangga yang
saling berhubungan, saudara tidak pernah menghubungi atau hampir tidak
pernah mengunjungi satu sama lain. Wabah penyakit ini
lebih buruk dan luar biasa hingga menyebabkan ayah dan ibu menolak untuk
menjenguk anak-anak mereka yang terjangkit wabah, seolah-olah mereka
tidak miliki anak.
Banyak pria dan wanita jatuh sakit, dibiarkan tanpa perawatan apapun kecuali dari rasa sosial teman (tapi hanya sedikit), meskipun banyak yang mencoba membayar dengan upah tinggi tapi tidak memiliki banyak kesempatan memperolehnya.
Nasib
yang sangat menyedihkan menimpa kalangan kelas bawah dan sebagian besar
kelas menengah. Kebanyakan dari mereka tetap tinggal di rumah, hidup
dengan kemiskinan dan harapan keselamatan, ribuan orang jatuh sakit.
Mereka tidak mendapatkan perawatan dan perhatian, hampir semua penderita
wabah penyakit meninggal. Banyak yang mengakhiri hidup di
jalan-jalan malam hari dan siang hari, meninggal di rumah-rumah mereka
yang diketahui mati karena tetangga mencium bau mayat membusuk. Mereka
yang lebih peduli tergerak oleh amal agama akan menyingkirkan
mayat-mayat yang membusuk. Dengan bantuan porter, mereka membawa mayat
(yang terkena wabah penyakit) keluar dari rumah dan meletakkannya di
pintu.
0 komentar:
Posting Komentar
Anda boleh Kopi Paste. asal sertakan link back ke blog ini Makasih
ANDA WAJIB KOMENTAR :D !!
jika anda Tidak Punya Akun Apapun,, Anda Bisa Menggunakan ANONYMOUS